Hadits Manajemen 2: Profesionalisme dalam Bekerja

Hadits kedua pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah ini berkaitan dengan “Menyempurnakan Pekerjaan (Profesionalisme) adalah Jalan Meraih Cinta Allah dan Makhluk-Nya.” Pembahasan ini merangkum hadits, penjelasan ulama, dan relevansinya dengan kehidupan profesional.

Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

“Sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang di antara kalian beramal (melakukan sebuah pekerjaan), dia menyempurnakannya.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan dihasankan dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 1113).

Aisyah Radhiyallahu ‘Anha mengabarkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencintai orang yang menyempurnakan amal atau pekerjaannya.

Penjelasan dan Implementasi

Penulis menjelaskan bahwa orang yang berakal adalah orang yang menunaikan kewajibannya, menyempurnakan amal dan pekerjaannya, serta memperbaiki hasil pekerjaannya, sehingga ia mampu mendapatkan kepercayaan dari manusia.

Keikhlasan membawa Kesuksesan dan Cinta: Barang siapa yang ikhlas dalam amalannya, ia akan sukses. Ia akan mendapatkan cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala dan juga cinta dari manusia.

Kepercayaan Publik: Manusia, ketika melihat hasil pekerjaan yang sempurna), pasti akan menerimanya dan menaruh kepercayaan padanya. Sebaliknya, jika hasil pekerjaan tidak sempurna, mereka akan menolak dan tidak akan percaya lagi.

Konsekuensi Ketidakjujuran: Barangsiapa yang melakukan penipuan dalam pekerjaannya, pada hakikatnya ia sedang menzalimi diri sendiri. Ia merusak kepercayaan orang lain pada dirinya dan membuat barang dagangan atau usahanya merugi. Akibatnya, manusia pun enggan bermuamalah dengannya.

Ganjaran bagi Pegawai yang Ikhlas: Sebaliknya, orang yang ikhlas dalam amal dan tugasnya, ia telah menunaikan amanahnya. Konsekuensinya:

    1. Kedudukannya semakin tinggi.
    2. Dunia datang kepadanya.
    3. Aman dari azab dan kehinaan.
    4. Mendapatkan kecintaan dan penghormatan dari masyarakat.

Dengan demikian, orang yang ikhlas dalam amal dan tugasnya akan menunaikan amanahnya, sehingga kedudukannya semakin tinggi di masyarakat, dunia mendatanginya, ia aman dari azab dan kehinaan, serta terbantu di zamannya.

Terdapat hadits lain yang memperkuat hadits Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu apabila melakukan sebuah amalan, beliau menyempurnakannya.

لَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ

“Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu apabila melakukan sebuah amalan, beliau menyempurnakannya.” (HR. Muslim)

Penjelasan Imam Ash-Shan’ani

Al-Imam Ash-Shan’ani Rahimahullah berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila melakukan amalan—baik yang terkait dengan masalah agama atau masalah dunia—beliau melakukannya dengan sempurna dan sebaik-baiknya, karena sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan, ia mengerjakannya dengan itqan (sempurna).”

Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada hamba-Nya apabila hamba tersebut melakukan amalan atau aktivitas dengan sempurna dan tidak setengah-setengah. Ini merupakan wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla, sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak berbicara dengan hawa nafsunya:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53]: 3-4).

Jika seorang hamba mendapatkan cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menyempurnakan pekerjaannya, ia akan mendapatkan manfaat ganda: cinta Allah, cinta manusia, dan dunia pun akan datang. Menyempurnakan amalan juga menunjukkan kesempurnaan dari si pekerja.

Syair Ahmad Syauki tentang Pekerja

Demi Allah, alangkah indahnya perkataan Ahmad Syauqi ketika beliau berkata:

Wahai para pekerja, penuhilah umur kalian dengan usaha dan karya,
Makmurkanlah bumi, sebab seandainya bukan karena jerih payah kalian, niscaya bumi ini akan menjadi gersang dan tandus.

Aku ingin menasihati kalian — jika kalian mau menerima nasihat dan teguran —
di masa ketika pemberi nasihat dianggap orang bodoh dan hina.

Di manakah kedudukan kalian dari para leluhur terdahulu yang telah mengekalkan tanah ini?
Mereka telah meninggalkan jejak-jejak yang menakjubkan dan karya seni yang luar biasa.

Mereka telah memberikan kepada dunia pakaian kemuliaan yang abadi,
dan menjadikannya berbangga sepanjang masa.

Mereka telah menyempurnakan hasil pekerjaan hingga memperoleh keabadian,
seakan-akan mereka memaksa kekekalan untuk menjadi milik mereka.

Sungguh, bagi orang-orang yang berbuat baik terdapat pahala dan ganjaran yang indah dari Allah, dan Allah akan memberikan kepada kalian keberhasilan dan kebahagiaan sebagaimana yang diberikan kepada mereka.

Maka hendaknya kalian menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan kalian, niscaya kalian mendapatkan kecintaan dari Allah, dan Allah mengangkat kedudukan kalian.

Ditrankrip oleh Tim LAZ Rabbani dari kajian Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Hafidzahullah | Kajian pada Senin, 10 Safar 1447 H / 4 Agustus 2025 M. Video kajian: YouTube LAZ Rabbani

Artikel Terkait

Hadits keempat pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah berkaitan dengan menjaga kehormatan dalam mencari harta. Umat Islam sangat…

Hadits ketiga pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah ini berkaitan dengan kemudahan dalam bermuamalah. Umat Islam dianjurkan untuk memudahkan…

Hadits pertama yang disampaikan penulis dalam kitab Al-Arbaun Al-Idariyah adalah hadits tentang ikhlas dalam bekerja. Hadits…

Perdalam Ilmu Zakat dan Fiqh Muamalah, Langganan Sekarang!

Subscription Form
Scroll to Top