Mengenal Kitab Al-Arbaun Al-Idariyah (40 Hadits Tentang Manajemen)

Kitab Al-Arbaun Al-Idariyah (الأربعون الإدارية) memuat empat puluh hadits yang berkaitan tentang manajemen. Kitab ini sangat penting. Setelah membacanya, disimpulkan bahwa kitab ini luar biasa bagus untuk masalah manajemen.

Dengan mengkaji kitab ini, diharapkan dapat mendatangkan dan memberikan keberkahan dalam hidup. Sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hidup bukan hanya sekadar untuk menjalani kehidupan. Umur bukan hanya sekadar angka, tetapi yang harus diperhatikan adalah apakah hidup berkah atau tidak, apakah umur berkah atau tidak.

Banyak orang yang umurnya panjang, tetapi belum tentu berkah. Umat Islam harus selalu ingat dan memperhatikan, apakah hidup berkah atau tidak. Umur panjang bukan berarti berkah, badan sehat bukan berarti berkah, dan uang banyak bukan berarti berkah. Berapa banyak orang yang umurnya panjang, tetapi tidak berkah. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

“Sebaik-baik manusia itu adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi)

Amal yang baik menjadi kunci. Sebagai contoh, ada seorang sahabat yang bernama Sa’ad bin Mu’adz. Beliau masuk Islam pada umur 30 tahun dan meninggal pada umur 36 tahun. Jadi, beliau hanya membersamai Islam selama 6 tahun. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat memuliakan beliau di hari wafatnya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

اهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ

“Arsy Allah Yang Maha Pengasih (Ar-Rahman) bergoyang (bergoncang) karena wafatnya Sa’ad bin Mu’adz.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa sahabat ini bukan sahabat yang sembarangan. Pasti ada nilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nilai tersebut adalah iman yang kuat dan amal shalih.

Dapat dilihat pula para ulama seperti Imam Nawawi. Beliau wafat di usia sekitar 40 tahunan, bukan umur yang panjang. Namun, hidup beliau berkah karena aktivitas dan amal beliau. Karya-karya beliau sangat bermanfaat sampai sekarang, seperti Arba’in Nawawiyah yang dibaca oleh kaum muslimin di mana-mana, Riyadhush Shalihin, dan Al-Majmu’. Setiap kali nama Imam Nawawi diucapkan, jutaan orang mendoakan Rahimahullah (semoga Allah merahmatinya). Ini menjadi bukti bahwa umur beliau berkah.

Imam Al-Bukhari rahimahullah umurnya sekitar 65 tahun, tetapi hidup beliau berkah. Beliau mengumpulkan 100.000 hadits. Sementara itu, sebagian orang mungkin satu hadits pun belum hafal. Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat Islam memberi perhatian tentang masalah ini, yaitu keberkahan hidup. Kegiatan yang sedang dijalankan diharapkan mendatangkan keberkahan untuk semua.

Di antara aktivitas yang dijalankan di LAZ Rabbani adalah mengurus masalah zakat. Jarang sekali orang yang mengurus masalah ini, lalu di sela-sela itu ada waktu untuk belajar. Di antaranya, buku yang dibahas ini, Al-Arbaun Al-Idariyah. Al-Arbaun artinya empat puluh, dan Al-Idariyah tentang manajemen. Jadi, Kitab Al-Arbaun Al-Idariyah membahas 40 hadits tentang manajemen ditinjau dari perspektif Islam, dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Buku ini dikumpulkan dan dijelaskan oleh Dr. Abdullah bin Ibrahim As-Sa’dah.

Muqaddimah dan Urgensi Manajemen

Beliau menuliskan “Bismillahirrahmanirrahim” dan ini merupakan sunah dalam penulisan risalah atau buku, karena mengikuti Al-Qur’an, Kitabullah, yang memulai dengan Basmalah:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hal ini juga mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang ketika menulis surat selalu menulis Bismillahirrahmanirrahim secara sempurna, seperti saat mengirim surat kepada Raja Heraklius (terdapat dalam hadits ketujuh di Shahih Bukhari). Selain itu, ini mengikuti sunnah para ulama. Ketika menulis Bismillahirrahmanirrahim, umat Islam memulai aktivitas dengan mengharapkan berkah dan meminta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Huruf ba’ di Bismillahirrahmanirrahim maknanya adalah lil istianah (meminta tolong), karena umat Islam mengakui bahwa tidak punya daya dan kekuatan kecuali apa yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, umat Islam mengharapkan keberkahan dan mendapatkan muqadimah yang sesuai dengan isi buku, yaitu tentang manajemen yang teratur. Penulis mengawali dengan:

“Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan, kemudian menyempurnakan ciptaan-Nya. Dan Yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dari tidak ada menjadi ada. Ini adalah nikmat yang besar. Allah memberikan nikmat yang banyak dan tidak meninggalkan begitu saja. Allah mengutus para rasul-Nya dan mereka menjadi pelita-pelita yang mendatangkan cahaya yang menerangi. Allah pun menurunkan kitab-kitab-Nya. Kitab yang terakhir adalah Al-Qur’an, yang dengannya diutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kitab-kitab tersebut, yang diakhiri dengan Al-Qur’an, berfungsi sebagai cahaya dan petunjuk.

Selanjutnya, beliau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, hanya Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan hamba-hamba-Nya dari kegelapan menuju cahaya setelah mereka berada dalam kebutaan.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak tersesat dan tidak melampaui batas. Ucapan yang keluar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu adalah wahyu. Allah berfirman:

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ‎﴿٣﴾‏ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ ‎﴿٤

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53]: 3-4)

Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang akan dibaca adalah wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang diajarkan oleh malaikat yang memiliki kekuatan.

Kemudian beliau bershalawat:

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ عَلَى آلِ بَيْتِهِ أُولِي الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى وَصَحَابَتِهِ الَّذِينَ عَبَدُوا اللهَ وَ تَجَرَّدُوا عَنِ الْهَوَى، وَآثَرُوا الْآخِرَةَ عَنِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Semoga Allah memberikan shalawat kepadanya (Nabi Muhammad), kepada keluarganya yang memiliki kebijaksanaan dan akal, dan kepada para sahabatnya yang hanya menyembah Allah saja dan terlepas dari hawa nafsu. Mereka mengutamakan akhirat dari kehidupan dunia.”

Di sini disebutkan sifat sahabat yang penting:

آثَرُوا الْآخِرَةَ عَنِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Mereka mengutamakan akhirat dari kehidupan dunia.”

Muqadimah ini sekaligus mengingatkan tentang orang-orang yang mulia, para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan semoga umat Islam bisa mengikuti mereka.

Setelah memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau masuk ke bahasan muqadimah tentang urgensi manajemen. Tentu, umat Islam meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang teratur, bukan agama yang acak-acakan, berantakan, dan tanpa manajemen.

Penulis memberikan alasan bahwa manajemen itu sangat urgen. Beliau berkata bahwa untuk mengetahui urgensi manajemen, diperbolehkan menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi/lembaga apapun dalam bentuk yang acak dan tidak beraturan. Contohnya, para pekerjanya masuk di waktu kapan saja, kapan saja mereka mau. Mereka bekerja dan beraktivitas sesuka hati. Mereka menggunakan sumber daya apapun dengan cara yang mereka pandang seenaknya saja, tanpa aturan. Mereka berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas lain dan dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kemauan mereka saja, tanpa aturan. Mereka berhenti dari pekerjaan juga sekehendak hati, di waktu dan jam kapan pun mereka mau berhenti. Pulangnya juga sekehendak mereka saja.

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana hasilnya jika organisasi seperti ini? Apakah ada produk yang dihasilkan yang memiliki nilai? Jawabannya pasti tidak ada hasil yang bagus dan bernilai. Yang ada hanyalah perusakan dan penyia-nyiaan sumber daya yang tersedia. Organisasi dengan pekerja yang seperti itu, seberapa pun besarnya dana yang dimiliki, tidak akan ada hasilnya. Bandingkan dengan organisasi yang disiplin, manajemennya bagus dari atas sampai bawah. Walaupun modal atau sumber dayanya sedikit, hasilnya akan bagus karena manajemennya bagus.

Islam mengajarkan keteraturan. Contohnya dalam shalat lima waktu (Subuh, Dzuhur, Asar, Magrib, Isya), semua sesuai dengan waktu. Allah berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا

“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa [4]: 103)

Shalat Subuh tidak mungkin dilakukan jam 10.00 siang. Ada waktu mulai dan waktu akhir. Ketika shalat berjamaah pun, ada aturannya siapa imamnya dan bagaimana makmumnya. Makmum tidak boleh mendahului imam. Shafnya pun sangat rapi. Tidak ada shaf yang serapi shaf shalat. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa Islam itu rapi dan termanajemen semuanya. Itu diajarkan oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Oleh karena itu, manajemen (al-Idarah) adalah kebalikan dari apa yang disebutkan sebelumnya. Manajemen adalah: perencanaan (takhtith) terhadap sumber daya, pengorganisasian (tanzhim), pengawasan (muraqabah), dan tindak lanjut (mutaba’ah) terhadap kinerjanya dengan efisiensi tertinggi dan dengan metode modern dan maju yang terkini.

Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan untuk periode waktu tertentu, dengan mengalokasikan berbagai sumber daya yang berbeda dan sumber daya manusia yang beragam, dengan biaya (takalif) yang paling rendah, serta mencapai hasil produksi akhir atau layanan akhir yang terbaik.

Hasil akhir ini harus mampu bersaing di pasar lokal dan global, sesuai dengan standar kualitas (jawdah), harga, dan layanan yang digunakan dalam proses produksi, serta berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi ekonomi bagi masyarakat dan negara. Hal ini pada gilirannya akan mewujudkan pertumbuhan (numuw) dan perluasan (tawassu’), serta meningkatkan tingkat pendapatan individu dan masyarakat.

Sesungguhnya faktor fundamental yang memengaruhi kualitas produk dan layanan adalah sejauh mana perhatian diberikan kepada sumber daya manusia. Sebab, sumber daya manusia itulah yang melaksanakan semua aktivitas, baik itu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, produksi, atau selainnya. Dan dengan bagusnya pegawai, maka kerja manajemen akan baik, dan roda produksi akan berputar.

Dari sudut pandang inilah, penulis ingin memberikan sumbangsih yang berupa pengumpulan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mulia agar bisa ikut berjalan di golongan orang-orang yang muslih (orang shalih yang memperbaiki orang lain). Maka penulis letakkan di hadapan pembaca yang budiman, kumpulan cahaya kenabian. Yaitu 40 hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini berkaitan dengan manajemen (al-Idarah). Penulis menamainya: Al-Arbaun Al-Idariyah.

Penulis berharap kepada Rabbku agar ini menjadi petunjuk bagi semua pegawai yang berkeinginan berjalan di jalan kesuksesan, dan yang terus-menerus memperkuat semangat (himmah) mereka agar pekerjaan mereka, di ujungnya, berhasil dengan taufik dan kemenangan.

Penulis kemudian berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sangat penting, sebab beliau mengajarkan untuk senantiasa berdoa.

“Saya memohon pertolongan dari Allah, maka kepada-Nya saya memohon. Cukuplah Dia bagi saya dan Dia adalah sebaik-baik Penolong. Maka, apa pun kebenaran yang ada di dalamnya, itu hanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, dan segala puji milik-Nya. Dan apa pun kesalahan yang ada di dalamnya, itu berasal dari diri saya yang bodoh dan dari setan.”

Penulis kitab ini adalah Dr. Abdullah bin Ibrahim As-Sa’dah (الدكتور عبد الله السادة). Beliau menulis buku ini pada tahun 2018.

Ditrankrip oleh Tim LAZ Rabbani dari kajian Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Hafidzahullah | Kajian pada Senin, 7 Juli 2025 / 11 Muharram 1447 H. Video kajian: YouTube LAZ Rabbani

Artikel Terkait

Hadits keempat pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah berkaitan dengan menjaga kehormatan dalam mencari harta. Umat Islam sangat…

Hadits ketiga pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah ini berkaitan dengan kemudahan dalam bermuamalah. Umat Islam dianjurkan untuk memudahkan…

Hadits kedua pada kitab Al-Arbaun Al-Idariyah ini berkaitan dengan “Menyempurnakan Pekerjaan (Profesionalisme) adalah Jalan Meraih Cinta…

Perdalam Ilmu Zakat dan Fiqh Muamalah, Langganan Sekarang!

Subscription Form
Scroll to Top