Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA dan Kampung Zakat: Transformasi KUA Menjadi Pusat Gerakan Berta’awun

Alhamdulillah, Kabupaten Bogor menjadi saksi peluncuran Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU) Berbasis KUA dan Kampung Zakat 2025 yang berlangsung penuh keceriaan dan semangat di Auditorium Sekda, Komplek Pemkab Bogor Cibinong, pada Sabtu 11 Oktober 2025. Peluncuran program ini menjadi tonggak penting transformasi peran KUA dari sekadar kantor layanan keagamaan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi berbasis umat.
Program PEU berbasis KUA dan Kampung Zakat dirancang untuk mengubah wajah KUA menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang komprehensif. Di tempat yang dulu hanya menjadi ruang administrasi, kini lahir pelatihan bisnis mikro, bimbingan usaha, dan penyaluran modal berbasis zakat produktif.
Kick off Program PEU berbasis KUA dan Kampung Zakat ini menjadi tonggak penting peran baru KUA sebagai pusat gerakan berta’awun untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Transformasi ini menunjukkan bahwa institusi keagamaan dapat berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat dengan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan.
Peluncuran program ini dihadiri oleh Bupati Bogor yang diwakilkan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Kakanwil Kemenag Jawa Barat, serta perwakilan dari Baznas, Forum Zakat (FOZ), dan berbagai lembaga sosial keagamaan. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung program pemberdayaan ekonomi umat.
Acara berlangsung serentak dengan Kick Off nasional via Zoom oleh Kemenag RI yang menghubungkan puluhan KUA di seluruh Indonesia. Peluncuran serentak ini menunjukkan skala program yang besar dan koordinasi yang solid antara pemerintah pusat dengan daerah dalam implementasi program pemberdayaan ekonomi umat.
Kegiatan peluncuran diisi dengan penyerahan bantuan simbolis Program Kampung Zakat, penyaluran bantuan ekonomi produktif, serta bantuan kaki palsu untuk penyandang disabilitas. Keberagaman bentuk bantuan ini menunjukkan pendekatan yang holistik dalam pemberdayaan masyarakat, tidak hanya fokus pada aspek ekonomi tetapi juga kebutuhan khusus kelompok rentan.
Acara juga diramaikan oleh Bazar Produk UMKM para penerima manfaat, yang menampilkan produk dan karya pelaku UMKM hasil pendampingan LAZ Rabbani dan KUA setempat. Bazar ini menjadi bukti nyata bahwa program pemberdayaan yang dijalankan telah memberikan hasil konkret dalam bentuk produk-produk berkualitas dari para pelaku usaha binaan.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat H Zaenal Ashari menyampaikan sambutan positif Pemkab Bogor terhadap Program PEU Berbasis KUA dan Kampung Zakat 2025. “Program ini sebagai wujud nyata komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan umat, memberdayakan ekonomi masyarakat, dan mengoptimalkan potensi zakat sebagai instrument dalam mengentaskan kemiskinan serta pemerataan pembangunan,” tuturnya.
Beliau menekankan harapan bahwa dengan adanya program ini, peningkatan kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat dirasakan, khususnya di wilayah-wilayah yang jadi fokus program Kampung Zakat. Program ini juga diharapkan dapat memaksimalkan peluang usaha baru bagi masyarakat dan terciptanya lapangan kerja, dengan mengoptimalisasi peran KUA di tingkat kecamatan serta penguatan ekosistem zakat yang eksklusif dan berkelanjutan.
“Kita semua berharap program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 6 juta jiwa masyarakat Kabupaten Bogor yang tersebar di 40 kecamatan,” tambahnya.
Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenag RI khususnya Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf yang telah meluncurkan program ini. “Juga terima kasih kepada instansi, lembaga, stakeholder terkait dan seluruh elemen masyarakat yang telah bersama-sama membangun bangsa, kami menyadari bahwa sinergi dan kolaborasi lah yang menjadi kunci keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., menyampaikan bahwa transformasi peran KUA ini adalah bentuk nyata dari berta’awun fil khair, bekerja sama dalam kebaikan. “Masjid dan KUA bukan hanya tempat beribadah, tapi menjadi sumber inspirasi untuk membangun ekonomi yang adil dan berkelanjutan,” tuturnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa institusi keagamaan memiliki peran strategis tidak hanya dalam aspek spiritual tetapi juga dalam pembangunan ekonomi yang berkeadilan. Transformasi ini menjadi model bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat diintegrasikan dengan program pemberdayaan ekonomi yang konkret.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag., menjelaskan bahwa model PEU Berbasis KUA ini akan menjadi prototipe nasional gerakan zakat produktif. “KUA adalah simpul yang menjembatani nilai ibadah dengan aksi sosial. Dari masjid ke pasar, dari dakwah ke kemandirian,” ujarnya.
Visi ini menunjukkan bahwa program PEU berbasis KUA bukan hanya untuk Kabupaten Bogor, tetapi akan menjadi model yang dapat direplikasi di seluruh Indonesia untuk memperkuat gerakan zakat produktif nasional.
Ketua LAZ Rabbani, Muhammad Faried, menekankan bahwa keberhasilan Program PEU berbasis KUA ini berawal dari sinergi. “Setiap KUA memiliki potensi besar untuk menjadi titik gerak perubahan. LAZ Rabbani hadir untuk mendampingi, memotivasi dan memberdayakan penerima manfaat, agar semangat ta’awun benar-benar menghasilkan dampak ekonomi yang nyata,” ungkapnya.
Pernyataan ini menegaskan komitmen LAZ Rabbani untuk tidak hanya memberikan bantuan modal tetapi juga pendampingan berkelanjutan yang memastikan para penerima manfaat dapat mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan.
Dengan semangat berta’awun, program ini diharapkan memperkuat jembatan antara nilai spiritual dan kebutuhan sosial. Program ini membuktikan bahwa ibadah tidak berhenti di sajadah, tetapi bergerak ke pasar, sawah, dan usaha kecil masyarakat. Inilah bentuk dakwah bil amal, berdakwah melalui tindakan nyata.
Program PEU dan Kampung Zakat 2025 bukan hanya gerakan pemberdayaan ekonomi, tetapi juga gerakan kebangsaan yang menyatukan niat baik semua pihak. Ketika lembaga, pemerintah, dan masyarakat bergerak bersama, maka yang lahir bukan hanya ekonomi yang tumbuh, tetapi umat yang kuat dan saling menguatkan.
Seorang ibu rumah tangga sebagai salah satu penerima manfaat program PEU 2025 menceritakan bagaimana modal usaha dari program ini bisa menggerakkan kembali usahanya yang sempat lesu. “Kami tidak hanya diberikan modal berupa uang, tapi juga dibimbing cara mengelola usaha dan mengembangkan usaha. Alhamdulillah, sekarang kami bisa lebih mandiri,” ujarnya dengan penuh haru.
Testimoni ini menjadi bukti nyata bahwa program PEU berbasis KUA tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga pembinaan dan pendampingan yang komprehensif untuk memastikan kemandirian ekonomi penerima manfaat dalam jangka panjang.
Bagikan Artikel
Tags
Artikel Terbaru
Kategori
Artikel Terkait

Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA: Kolaborasi LAZ Rabbani dengan Pemerintah Kabupaten Bogor
Alhamdulillah, LAZ Rabbani kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU)…

Program Relawan LAZ Rabbani Berta’awun: Mengukuhkan Gerakan Kebaikan untuk Pemberdayaan Umat
Alhamdulillah, LAZ Rabbani melanjutkan komitmennya dalam memperkuat fondasi organisasi melalui Program Relawan Berta’awun yang diselenggarakan di…

Program Pemberdayaan Teknisi Mesin Kopi LAZ Rabbani: Menjawab Kebutuhan SDM Spesialis di Industri Kopi
Alhamdulillah, LAZ Rabbani melanjutkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui Program Pelatihan Teknisi Mesin Kopi yang diselenggarakan…
